Kamis, 19 Desember 2013

Beras Kencur

Beras Kencur Siti Ginoek. 
Ada warna hitam seperti tanah saat diendapkan, itu adalah biji kedaung yang sudah dihaluskan dan kaya akan manfaat.

Beras Kencur adalah salah satu jamu tradisional yang paling popular di masyarakat. Dengan aroma khas dan rasanya yang manis menjadikan jamu ini nikmat untuk dikonsumsi saat hangat maupun dingin. Bahan utama beras kencur adalah beras (yang dihaluskan) dan rimpang kencur.

Kencur (Kaempferia galanga) adalah salah satu jenis tanaman obat yang termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae. Tanaman ini digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur banyak tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.

Rimpang kencur mempunyai aroma yang khas. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Kencur tumbuh subur dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang tidak terlalu basah dan cukup sinar matahari.

Berdasarkan analisis laboratorium, kencur terbukti memiliki banyak sekali senyawa kimia yang sangat bermanfaat. Minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena.  Manfaat kencur sangat beragam tergantung dari penggunaan kencur itu sendiri. Di Indonesia pemanfaatan kencur sebagai pengobatan tradisional ada dua cara, yaitu dengan cara diminum dan dioleskan atau sebagai obat luar.
 
Khasiat jamu beras kencur lainnya adalah menghilangkan pegal-pegal dan rasa capek. Selain itu jika saat mengkonsumsi ditambahkan dengan madu asli,  dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria.
 
Sebagai ramuan oles, biasannya kencur digunakan untuk meredakan pegal-pegal maupun nyeri otot akibat keseleo. Karena kencur mengandung minyak atsiri yang mempunyai efek analgesic dapat menghangatkan bagian tubuh yang diolesinya. Selain itu sejak jaman dahulu kencur juga sering digunakan sebagai bedak pada bayi. Sifat analgesic dan aroma yang ditimbulkan dari kencur dipercaya dapat mengusir masuk angin dan membuat bayi cenderung lebih tenang dan tidak rewel.   

Selain untuk pengobatan luar, kencur juga bisa dijadikan minuman yang sangat nikmat, segar dan menyehatkan. Kombinasi minuman ini terdiri dari rimpang kencur, beras, jahe, asam, biji kedaung, garam dan gula merah atau gula pasir. Campuran berbagai bahan ini dipercaya banyak mengandung vitamin B yang dapat merangsang lambung untuk memberikan rasa lapar sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. 

Jika setiap hari diminum secara rutin, beras kencur bisa membantu menebalkan dinding perut dan menyembuhkan penyakit maag. Khasiat jamu beras kencur lainnya adalah menghilangkan pegal-pegal dan rasa capek. Selain itu jika saat mengkonsumsi ditambahkan dengan madu asli,  dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria.

Selasa, 17 Desember 2013

Sejarah Jamu

Penjual jamu di pasar Yogyakarta. Foto kolèksi Tropenmuseum (1910-1930). 
 
Pengobatan herbal dengan memanfaatkan khasiat dari tumbuh-tumbuhan telah dikenal masyarakat Indonesia secara turun-temurun. Pada perkembangannya, masyarakat Indonesia lebih mengenal pengobatan herbal dengan istilah jamu. Bahan untuk pengobatan tradisional ini terbuat dari bagian tanaman yang dipercaya memiliki khasiat, seperti akar, daun, buah, biji, dan kulit kayu. Bermacam jenis tanaman tadi ada yang diolah dengan dimasak dan ada juga yang langsung digunakan tanpa dimasak. Karena bahan-bahan yang dipakai langsung berasal dari alam, jamu dipercaya tidak memiliki efek samping. Bahkan untuk mengkonsumsinya biaya yang dikeluarkan relatif murah. Karena bahan-bahan pembuatannya banyak tersedia disekitar kita. 

Jika ditinjau dari segi bahasa, jamu adalah sebuah kata yang biasa dipakai masyarakat Jawa untuk menyebut metode pengobatan herbal. Tidak ada yang dapat memastikan, kapan pertama kali tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tetapi dipercaya sudah ada sejak periode kerajaan Hindu di Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari zaman Majapahit. Dalam prasasti itu menyebutkan adanya suatu profesiì Tukang Meracik jamu yang disebut juga Acaraki. Seorang empu bernama Ra Tanca atau Prapanca, adalah salah satu ahli pengobatan yang sangat terkenal kala itu.

Sunan Paku Buwono X pernah mengumpulkan dan menuliskan kembali resep-resep jamu tradional Jawa dalam sebuah buku yang berjudul Serat Husada. Raja Kraton Surakarta yang bertahta hingga tahun 1939 ini menjelaskan para ahli pengobatan zaman dahulu menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu mereka juga meracik jamu untuk perawatan kecantikan wajah maupun tubuh secara keseluruhan.

Namun pada masa itu para pengusaha jamu biasanya sangat sulit berbagai resep kepada masyarakat umum. Apalagi media penyebarannya sangat terbatas. Karena itulah para ahli pengobatan, dukun, maupun tabib selalu belajar dengan cermat kepada ahli-ahli perjamuan di lingkungan istana. Hingga permulaan abad ke-20 tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang eksklusif.

Tetapi seiring perkembangan jaman, orang-orang dilingkungan keraton yang sudah berpikiran modern, mulai mengajarkan cara meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton. Hingga saat ini jamu terus berkembang tidak saja di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara, membuka Gerakan Kebangkitan Jamu Indonesia dan Pembukaan Symposium Internasional Pertama Temu Lawak pada tanggal 27 Mei 2008 di Istana Negara. Sumber : http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/05/27/3104.html

Penelitian tentang jamu Indonesia telah dilakukan oleh Rumphius , seorang botanis yang hidup pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia yaitu tahun 1775 Masehi. Ia menerbitkan buku berjudul 'Herbaria Amboinesis'. Sebuah penelitian sains terhadap jamu, Pusat Penelitian Pengobatan Herbal di Taman Botani Bogor. Yang hasil akhirnya adalah diterbitkannya buku berjudul 'Medical Book for Children and Adults' (Buku Kesehatan bagi Anak dan Orang Dewasa), yang disusun oleh E. Van Bent .

Seminar pertama kali tentang jamu di Indonesia diadakan di Solo pada tahun 1940, diteruskan oleh gabungan organisasi-organisasi Jamu Indonesia di tahun 1944. Pada tahun 1966, seminar tentang jamu diadakan lagi di kota Solo. Kemudian pada tahun 1981, sebuah buku berjudul 'The use of Medical Plants' (Kegunaan Tanaman Obat) dibuat untuk mensupport (membantu) industri jamu di Indonesia.

Minggu, 24 November 2013

Apa 'Siti Ginoek' itu...????

Siti Ginoek "Good Taste... Good Life...!!!!!" 
 
Indonesia sangat terkenal akan hasil rempah-rempahnya. Jamu adalah racikan berbagai macam rempah-rempah yang kaya akan manfaat. Minum jamu merupakan tradisi turun temurun dan telah terbukti mampu meningkatkan kesehatan serta tanpa efek samping.
 
 
Jamu Tak harus pahit...!!!
Siti Ginoek menawarkan 'rasa' yang lebih nikmat dan tetap kaya akan manfaat...

Kini untuk minum jamu, kita tidak perlu lagi repot-repot untuk mengolah serta meraciknya. Tak perlu takut pahit, dan semua orang bisa menikmatinya. Karena Siti Ginoek telah hadir memberikan terobosan baru cara minum jamu yang lebih nikmat dan tetap kaya akan manfaat. Siti Ginoek adalah produsen minuman jamu dalam kemasan. Diracik dari bahan-bahan alami pilihan, dan diolah dengan resep turun temurun serta tanpa bahan pengawet.

"Good Taste... Good Life..."

MANFAAT  UMUM :
  • Sebagai antioksidan untuk membantu menjaga kesehatan
  • Melancarkan peredaran darah
  • Memperbaiki fungsi pencernaan
 
Telah tersedia ukuran 1500ml dan 500ml 
 
Kini telah tersedia :
Beras Kencur, Kunir Putih, Kunir Asem, Kunir Asem Sirih, Sinom dan Temu Lawak dalam kemasan 1500ml & 500ml.

HARGA :
@ botol 500ml : Rp. 6.500,-
@ botol 1500ml : Rp. 18.000,-
*ada harga khusus untuk reseller...!!!!

INFO PEMESANAN : 

- Telp & WA : 082 132 313 206
- Pin BB : 25C7BC30



*Lebih nikmat diminum dingin....!!!!!